Kamis, 27 Oktober 2016

Cara melenyapkan keakuan 01


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Bagaimana cara melenyapkan keakuan?
(Bagian 1)

Keakuan ditampilkan keluar adalah mengutamakan kepentingan diri sendiri. Bagaimana cara melenyapkan keakuan? Yakni belajar untuk tidak memikirkan diri sendiri, perbanyak memikirkan kepentingan orang banyak.

Ketika timbul niat pikiran yang mementingkan diri sendiri, cepatlah melafal Amituofo, mengganti niat pikiran keakuan tersebut dengan lafalan Amituofo, inilah melatih diri, inilah latihan untuk menghapus keakuan.

Setelah melatih diri untuk jangka waktu yang lama, niat pikiran yang melekat pada keakuan berangsur-angsur jadi sirna. Melalui belajar ajaran sutra, memahami kebenaran yang sesungguhnya, mengetahui bahwa aku itu semu dan tidak nyata, aku ini muncul dari khayalan diri sendiri.

Segala sesuatu di alam semesta ini muncul, berlangsung dan lenyap, jadi mana ada yang nyata, segala sesuatu adalah muncul dari niat pikiran kita. Ibarat fatamorgana atau ilusi, walaupun cuma khayalan belaka, namun anda malah menganggapnya sebagai kenyataan, sehingga anda memiliki banyak beban pikiran, menikmati kesengsaraan dan kepahitan.

Hendaknya belajar melepaskan kemelekatan pada keperluan hidup diri sendiri, umpamanya harta kekayaan, properti dan sebagainya, yang dimaksud dengan melepaskan adalah melepaskannya di dalam hati, kenyataannya ada juga bagus, tidak ada juga bagus. Jujur saja, tidak memiliki lebih baik daripada memiliki.

Bertambahnya satu macam barang kepemilikan maka bertambah pula satu beban pikiran, walaupun anda sudah berhasil menghapus keakuan, tetapi anda juga harus mememenuhi kewajiban dan memikul beban tanggung jawab, anda masih harus menangani urusan dan tidak bisa menolak beban tersebut, kecuali kalau anda mau mendanakannya atau menyerahkannya pada orang lain, alangkah bagusnya, kalau sekarang masih berada di tangan anda, maka anda harus menjaganya; sebaliknya kalau sudah tidak ada lagi, maka takkan ada beban pikiran ini lagi.

Maka itu Buddha Sakyamuni menampilkan pada kita, melepaskan tahta kerajaan yang begitu diidam-idamkan setiap insan, meninggalkan keduniawian, bahkan harta kekayaan dan keluarganya, melewati kehidupan yang begitu bersahaja.

Bermalam di bawah pohon, makan sehari sekali, namun Sang Buddha begitu berbahagia, begitu bebas dan leluasa. Lantas di mana rumah sendiri? Ada di setiap pelosok dunia, menjadikan permukaan alam sebagai alas tidur, berselimutkan angkasa berbintang, terlelap di antara langit dan bumi, bayangkan betapa optimisnya perasaan tersebut.

Kalau anda memiliki harta benda, maka hati anda akan dibelenggu olehnya, seperti yang tercantum di dalam petikan Penjelasan “Sutra Usia Tanpa Batas” Bab 33 yang berbunyi : Seluruh makhluk terhadap ladang, rumah, sanak keluarga dan harta benda, ketika tidak ada, ingin memperebutkannya; setelah memilikinya takut kehilangan. Setelah memiliki yang ini, merasa kurang yang itu, selalu ingin menyamakan diri sendiri dengan orang lain. Baru saja memiliki sedikit, segera merisaukan akan terjadinya bencana yang tak terduga, misalnya bencana banjir, bencana kebakaran, pencuri, musuh kerabat penagih hutang.

Setelah berhasil memperoleh satu benda maka anda menginginkan lagi dua benda, lalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ingin melampaui orang lain. Baru saja memiliki sedikit harta kekayaan, anda merisaukan munculnya ketidakkekalan, begitu cemas hatinya.

Umpamanya anda memiliki banyak uang, anda akan banyak beban pikiran, bagaimana kalau terjadi inflasi? Lalu anda berusaha memikirkan cara untuk menginvestasikan uang tersebut, bagaimana melindungi nilai uang tersebut, padahal investasi juga mengandung resiko menderita kerugian, betapa repotnya. Kalau punya banyak harta properti, maka anda harus sibuk mengurusnya.

Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian   
Serial ke-189
Tanggal : 23 September 2012


(一)

我执在我们凡夫分上表现就是自私自利。怎么样放下?要练习少想自己,多为众生著想。当我们有这个念头想自己的事情,赶紧念阿弥陀佛,把那些为自己著想的念头换成阿弥陀佛,这就是修行,这就是练息灭我执。功夫用久了,那个我执念头就淡化。通过学习经教,明白事实真相,知道事实本来无我,这个所谓的我,是你的妄念产生的。你不知道这个宇宙是念念生灭的相似相续相,它不是实有的,纯粹就是你的念头变现出来的。就像海市蜃楼一样,它不是真的,完全是虚幻境界,但你把它著实,当成真的,你在里头就会生烦恼,就会痛苦。所以要常用佛的教诲来观察,像《金刚经》上讲的,「一切有为法,如梦幻泡影,如露亦如电,应作如是观」。常常观「一切法无所有、毕竟空、不可得」,「凡所有相,皆是虚妄」,常常这么观想,时间久了,那个我执就很容易放下,这是从看破上下手。

另外,也还要同时在放下这上面用功。从哪里放起?从放下我的身外物放起。首先要破掉你对身外物的执著,这是破我执第一步。身外的这些钱财、房产等等,统统要放得下,放下是心上放下,事上有和没有都无所谓,有也好,没有也好。实在讲,没有比有要好,没有你就自在了。你有一样,就要为那一样东西操心,即使是你真的破了我执,你还得要操心,你必须得要尽你的义务,你有这个义务要照顾这件东西,你总不能够不要,除非你布施了,那很好,现在在你手上,你就得要照顾它;那没有,没有就没这个念头了,这不更好吗?所以释迦牟尼佛为我们示现出家,他连太子位都不要,家里的金银财宝、娇妻爱儿等等全部放下,过个苦行僧的生活。树下一宿,日中一食,三衣一钵,他非常快乐,很自在,在这世间游化。自己家在哪儿?四海为家,这个床就是大地,天就是蚊帐,睡在天地之间,所以你看这样的心情多豁达。如果你有这些财物,心就会系缚在上面。像《无量寿经》上讲的,「有一少一,思欲齐等,适小具有,又忧非常」。有一样,你就想著有两样,再看看别人有好几样,你又想著要跟他齐等。稍微有了一点,你又想到无常,很担心。譬如说你有很多钱,你想著这钱币贬值怎么办?你得想我怎么投资、怎么保值,那多麻烦!你有很多房产,那房产你要去打理。

  选自 修行与生活座谈会  定弘法师主讲  (第一八九集)  2012/9/23