Sabtu, 15 Oktober 2016

Kalau bukan jodoh takkan jadi satu keluarga


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :

Kalau bukan empat jenis jodoh ini, takkan menjadi satu keluarga

Di dalam “Anshi Quanshu” juga terdapat sebuah kisah, di Kabupaten Tongcheng, Provinsi Anhui, terdapat seorang terpelajar yang bernama Yao Dong-lang, dia mempunyai seorang putra berusia sepuluh tahun, jatuh sakit dan meninggal dunia.  

Si ayah begitu pilu hatinya, oleh karena terlampau menyayangi buah hatinya, sehingga berkata pada jasad anaknya : “Andaikata kamu masih memiliki jodoh jadi anakku, semoga kamu bisa hidup kembali”. Tiba-tiba si anak terbangun dan berbicara, tetapi memakai logat wilayah utara. 

Kabupaten Tongcheng terletak di Provinsi Anhui yang termasuk wilayah selatan. Anak yang hidup kembali itu berbicara dengan menggunakan logat utara, mengaku dirinya adalah seorang Bhiksu penduduk Shandong, menabung 30 tael emas.

Seorang Bhiksu tidak sepantasnya menimbun harta benda, akhirnya 30 tael emas tersebut dilihat oleh saudara seperguruan-nya. Saudara seperguruan ini bukan hanya berniat mencuri uang si Bhiksu hartawan, bahkan juga timbul niat menghabisi nyawanya. Hanya demi 30 tael emas, dia mendorong adik seperguruannya ke dalam sungai dan hendak menenggelamkannya.

Bhiksu hartawan ini jatuh ke dalam sungai dan tidak bisa berenang sehingga menjerit-jerit memanggil nama Bodhisattva Avalokitesvara, akhirnya Bodhisattva Avalokitesvara muncul di hadapannya.

Bodhisattva Avalokitesvara berkata padanya, kebetulan ajalmu telah tiba, oleh karena pada masa kehidupan lampau anda melakukan karma buruk sedemikian rupa, mungkin juga hutang nyawa, maka itu sekarang dia mendorongmu masuk ke dalam sungai supaya anda mati tenggelam.

Setelah bersua dengan Bodhisattva Avalokitesvara, dia takkan jatuh ke tiga alam rendah, tapi terlahir kembali ke alam manusia.

Saat itu ada orang yang ingin mencari keadilan buat Bhiksu hartawan, saudara seperguruan segera mengambil 30 tael emas untuk menyuap pejabat setempat, pejabat setempat inilah yang bernama Yao Dong-lang, saat itu dia menjabat sebagai hakim kabupaten, kasus ini tidak selesai begitu saja.  

Saat itu Bhiksu hartawan yang meninggal dunia itu, demi mencari keadilan, datang bertumimbal lahir jadi adik Yao Dong-lang bernama Yao Song-shao. Meskipun telah menjadi adik Yao Dong-lang selama lebih dari 20 tahun lamanya, namun dia juga belum berhasil menagih hutang dan mencari keadilan bagi dirinya, mungkin juga si abang tidak sudi memberi uang pada adiknya, akhirnya si adik meninggal dunia, kemudian roh si adik ini bertumimbal lahir lagi menjadi anak si abang, yakni putra Yao Dong-lang.

Sepuluh tahun telah berlalu, putra Yao Dong-lang berusia 10 tahun, selama 10 tahun ini pula Yao Dong-lang mengeluarkan uang yang tidak sedikit buat biaya anaknya, mungkin hutang uang 30 tael emas sudah lunas, barulah si anak meninggal dunia.

Maka itu  putra Yao Dong-lang berusia 10 tahun ini setelah meninggal dunia, hidup kembali, lalu memberitahu ayahnya “di dalam rumah anda”, dia tidak mengatakan “di dalam rumah kita”, anak ini datang untuk menagih hutang.

“Di dalam rumah anda ada sebatang tongkat, saya amat menyukainya, bolehkah anda tolong membakarnya buatku, jadi hutang sejumlah 30 tael emas itu juga sudah lunas”. Ini dikarenakan Yao Dong-lang sebagai hakim kabupaten tempo dulu pernah menerima suap sejumlah 30 tael emas, putranya ini pada masa kelahiran lampau adalah si Bhiksu hartawan pemilik 30 tael emas ini.

Kemudian putranya juga bilang bahwa saudara perguruannya yang  mencuri uangnya lalu mencelakai nyawanya, yakni Bhiksu yang tempo dulu menyogok anda, anda menerimanya berarti anda juga pencuri, maka itu saudara seperguruanku pasti juga datang menagih hutang padamu. Bagaimana caranya?

Saudara seperguruan juga bertumimbal lahir di keluarga anda, menjadi putri sulungmu, yakni kakak si anak ini, lihatlah kakak beradik ternyata datang untuk menagih hutang pada Yao Dong-lang. Mereka adalah putri sulung dan putra Yao Dong-lang.

Kemudian si anak yang hidup kembali tersebut, melanjutkan lagi perkataannya, putri sulung Yao Dong-lang telah menikah keluar dan sekarang sedang hamil tua, dia akan melahirkan seorang bayi perempuan. Dan sekarang saya akan wafat, lalu menuju ke dalam kandungannya dan bertumimbal lahir jadi bayinya, untuk membalas dendam, menagih hutang.

Setelah menyelesaikan ucapannya putra Yao Dong-lang meninggal dunia.

Kisah ini ada tercatat di dalam buku berjudul “Xiu Hu Xuan Ci Ji” yang berisi kumpulan peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi.

Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa ada empat jenis jalinan jodoh sehingga bisa menjadi satu keluarga yakni menagih hutang, melunasi hutang, balas budi dan balas dendam.

Guru kami Master Chin Kung pada tahun 1977 pernah memberi ceramah di Hong Kong, saat itu ketika beliau tiba di ruang ceramah Master Shouye, di dinding luar ruang ceramah tersebut tergantung sepasang banner, banner atas bertuliskan “Suami istri adalah jodoh, ada jodoh baik dan ada jodoh buruk, saling bermusuhan dan saling membalas”, banner bawah bertuliskan “Putra putri adalah hutang, ada yang datang melunasi hutang ada pula yang datang menagih hutang, tanpa hutang takkan datang”.

Demikianlah hubungan antar manusia, maka itu janganlah menjalin ikatan permusuhan dengan orang lain, jangan berhutang pada orang lain, hutang uang dibayar uang, hutang nyawa dibayar nyawa, buat apa menjalin jodoh buruk?

Terutama praktisi pelafal Amituofo takkan berseteru dengan orang lain, menyimpan dendam, mengambil keuntungan dari orang lain atau memanfaatkan orang lain.

Dipetik dari Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Sila Dasar Aliran Sukhavati
Serial ke-13
Tanggal : 13 Mei 2012



在《安士全书》里头还有一个故事,讲到在桐城有一个秀才叫姚东朗,他有一个孩子十岁,病死了。父母非常可怜,因为很疼爱这个孩子,就对著孩子的尸首说:你如果真的无缘做我的孩子,那父子之间就离开了;如果你还有这样的父子之缘,那希望你回来。结果这孩子忽然就能说话,活过来了,用北方的话来讲。这个桐城,我们知道在安徽的桐城派,我们师父的老家,安徽桐城派三个县,庐江县、桐城县、舒城县三个县,这桐城派的故乡,安徽在中原来讲属於南方。这个儿子忽然就用北方话说话了,我是山东的某僧人,积累了三十两黄金。这个僧人积累黄金是不应该的,严格来讲这属於犯沙弥戒,不应该积累黄金。结果被他师兄看到,这个师兄又生了歹意,起了盗心;不仅起盗心,还起杀心,为了这三十两黄金,竟然把这师弟推下水,要把他淹死。结果当时这个出家人下了水之后,不会游泳,大呼南无观世音菩萨,结果真的就见到观世音菩萨。观世音菩萨跟他讲,说你命数刚好要到了,你过去因为有这种业,大概也是欠他一条命,所以被他推到水里,你就得淹死了。见到观世音菩萨,他就不会堕三恶道,你看果然又来人道投胎了。

当时有人为这个僧人鸣冤,这个师兄就拿了这三十两黄金用来供奉当时的地方的官员,用来贿赂,就贿赂当时地方官员,这个官员就是姚东朗,当时做县令,这事就不了了之。当时死的这个僧人,因为沉冤未洗,就来投胎当你弟弟,就是这个人的弟弟,弟弟后来也死了,这个弟弟叫姚嵩绍,这是姚东朗他的弟弟。真有其人,因为跟著这个哥哥二十多年,不能追债,追不了,他哥哥可能也不肯给他弟弟钱,结果死了以后,就做了这个哥哥的儿子,就是姚东朗的儿子。又十年了,这儿子十岁了,这十年当中父亲为儿子花费不少,大概这三十两黄金也就偿还完毕,这时候这儿子就得走了。所以他十岁死的时候又活过来,把这番话说出来。然后告诉他父亲说,「你家里」,你看他说你家里,他不说我们家里,这个儿子就是讨债来的。「你家里有一根拐仗,我非常喜欢,请你能不能够把这个拐杖也烧掉,化了送给我,刚刚好就把之前那个三十两黄金的数充抵了」。这是因为这个官员受了这个三十两黄金的贿赂,这个儿子就来讨债。

而他说,我那个师兄,真正害我那个人,就是来专门贿赂你的人,师兄后来他因为把钱供养了给你,那是贿赂,其实不是真心供养。不是真心供养给你的,你就收了,那你也等於盗,你是悕望他利,用自供给,那你用盗心得到了这个财产,他也来讨债。我那个师兄也会来讨债,讨什么债?怎么讨?他说,他也是这一生投胎到你家,就是你的长女。也就是这个孩子的姐姐,你看这姐弟俩都是来讨债的。他说这个长女已经出嫁,现在刚好已经有孕,准备要生产(快生产了,那个女孩),说我现在死了之后,要到她那里去投胎。那你想想,他投胎干什么的?要报仇雪恨,讨回命债的。这孩子说完就死了。

这个事有记载的,记载在一部叫《绣虎轩次集》这个书里头,讲的是康熙年间的事情。你看从这里可以看到,眼前六亲骨肉,真的,佛法里说的不外乎四种缘分,讨债的、还债的、报恩的、报怨的,不是这四种缘分,不能感召到一家人。我们师父老人家曾经一九七七年来香港讲经,到寿冶老和尚的那个讲堂,看到那个讲堂外面挂著个对联特别的有意思,对联上联是讲,「夫妻是缘,有善缘有恶缘,冤冤相报」,下联是「儿女是债,有讨债有还债,无债不来」,从这个故事我们看到真有其事。那是我们知道它的谜底了,所以就知道;不知道谜底的,我们也能想像到,人与人之间关系都是这样。所以,既然如此,就不要跟人结恶缘,不要欠人家债,欠钱得还钱,欠命得还命,干嘛要结这个恶缘?更不能跟人结怨,学佛弟子,特别是要求往生,不跟任何众生结恶缘,不跟任何众生对立、怨恨,把这一生安安全全度过,往生西方,绝对不能够生盗心,绝对不能有讨人、占人便宜的念头。今天时间到了,我们就讲到这里。有讲得不妥之处,请大家多多批评指正。谢谢大家。

  选自 净宗根本戒  定弘法师主讲  (第十三集)  2012/5/13