Jumat, 20 Januari 2017

Kisah Upasaka Huang terlahir ke Alam Sukhavati 01


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Kisah Upasaka Huang Jin-xuan terlahir ke Alam Sukhavati
(Bagian 1)

Belakangan ini ada sebuah contoh nyata, saya beruntung bisa ikut membantu seorang lansia terlahir ke Alam Sukhavati, beliau adalah Upasaka Huang Jin-xuan, dermawan yang mendukung perkembangan Buddha Dharma di Singapura, tahun ini berusia 70 sekian tahun. Selama ini beliau memberi dukungan pada Master Chin Kung ketika memberi ceramah Dharma di Singapura. Bahkan juga memberi sumbangan pada “Kampus Studi Budaya Han” di Malaysia. Beliau juga merupakan salah satu anggota dari Dewan Direktur kampus tersebut.

   Upasaka Huang Jin-xuan mempunyai dua buah hotel di Singapura, di Australia juga ada hotelnya, sepertinya di Guangzhou, Tiongkok juga ada. Bisnisnya amat besar, orangnya baik, sangat berbakti pada ayahbunda, memenuhi kewajibannya dengan penuh tanggung jawab, rumah tangga yang harmonis. 

Saat berusia lanjut mendengar ceramah Master Chin Kung, lalu membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.

Tetapi dalam mengelola hotel tak terpisah dari menciptakan karma pembunuhan, menyediakan menu daging, walaupun beliau sudah pensiun dan menyerahkan bisnisnya kepada putranya, tetapi dia yang mendirikan hotel tersebut.

Hotel itu tidak menyediakan menu vegetarian, oleh karena menyediakan menu daging sehingga menciptakan karma pembunuhan dan beban karma ini dilimpahkan pada dirinya. Maka itu saat lanjut usia dia terserang kanker, selama tiga tahun dia didera siksaan. Sampai akhirnya tanggal 29 Maret beliau meninggal dunia, yakni bulan lalu, hari ini tanggal 28 Pebruari.   

Pada tanggal 23 Maret, Master Chin Kung mengutusku untuk membesuk Upasaka Huang Jin-xuan, dia menulis surat pada guru yang memberitahu bahwa dirinya sudah tak sanggup melanjutkan melafal Amituofo lagi, oleh karena sekujur tubuh kesakitan, didera siksaan, terhadap upaya terlahir ke Alam Sukhavati, dia tidak memiliki keyakinan hati lagi. 

Guru mengutus diriku ke Singapura untuk menghibur dan memotivasinya, oleh karena diriku dan dirinya begitu berjodoh, sudah mengenal bertahun-tahun, setiap kali bersua beliau selalu memberi dukungan padaku. Beliau telah berusia 70 sekian tahun, di mata beliau saya bagaikan putra kandungnya.

Tempo hari waktu bersua, kami masih membahas tentang kelahiran ke Alam Sukhavati, saya bilang padanya saat menjelang ajalnya kelak, saya akan membantunya melafal Amituofo. Beginilah benih ini tertanam, sekarang telah berbuah, maka itu dalam berbicara hendaknya bermawas diri.

Tentu saja ini merupakan pembicaraan yang baik, tetapi bagaimana bila kata yang dilontarkan adalah niat buruk? Bisa-bisa jadi kenyataan yang buruk. Lihatlah tempo hari kami cuma sekedar omong-omong saja, siapa yang menduga bisa jadi kenyataan.

Sampai di Singapura, tanggal 23 Maret saya membesuknya, begitu melihatku wajahnya jadi ceria, tapi kalimat pembuka adalah mengeluhkan badannya begitu kesakitan. Pasien kanker menderita kesakitan di sekujur tubuhnya, siang malam menjerit kesakitan.

Padahal disampingnya sudah diletakkan mesin pemutar lafalan Amituofo, namun juga tidak efektif. Keluarganya juga tidak membantunya melafal Amituofo, bahkan mereka juga belum mendalami Ajaran Buddha, maka itu tidak tahu membantunya melafal Amituofo.

Ketika saya membesuknya, dia berkata, “Saya tidak tahu apakah bisa terlahir ke Alam Sukhavati atau tidak”. Saya langsung menyadari kalau keyakinan hatinya tidak ada, tanpa keyakinan hati maka tidak bisa terlahir ke Alam Sukhavati.  

Master Ouyi berkata : “Berhasil tidaknya seseorang terlahir ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada ada tidaknya keyakinan dan tekad yang dimiliki”, maka itu saya terpikir hal pertama yang mesti dilakukan adalah memberinya motivasi supaya membangkitkan keyakinan hati dan membulatkan tekad, harus membiarkannya teguh tak berubah, dengan demikian barulah bisa memperoleh pemberkatan dari Buddha Amitabha. 

Saya menggenggam tangannya sambil bilang padanya, “Upasaka Huang, guru menyuruhku datang menjengukmu”. Setelah mendengarnya, dia sangat gembira, lalu bertanya, “Apakah guru baik-baik saja?”. Saya menjawab, “Guru baik-baik saja, guru sangat mengkhawatirkan dirimu, khusus mengutusku ke sini untuk menyampaikan padamu bahwa anda pasti bisa terlahir ke Alam Sukhavati. Setelah mendengar ucapan ini, matanya jadi berbinar-binar, dalam waktu sekejab keyakinan hatinya jadi bertambah.

Dia bilang padaku, apakah dia bisa terlahir ke Alam Sukhavati? Saya menjawab pasti bisa. Saya memotivasinya, lihatlah sepanjang hidup, anda memenuhi kewajiban di dalam keluarga dengan baik, sungguh merupakan putra berbudi.

Dia sungguh merupakan orang yang baik, ibundanya juga terlahir ke Alam Sukhavati, saat menjelang ajal terlebih dulu mengetahui waktunya terlahir ke Alam Sukhavati, sebelum menghembuskan nafas terakhir, beliau mengatakan, saya akan terlahir ke Alam Sukhavati, kalian antarlah diriku, kemudian mengambil tasbih dan melafal Amituofo lalu menutup mata buat selamanya.

Maka itu lihatlah, di dalam keluarga ada seorang yang terlahir ke Alam Sukhavati, anak cucunya ikut menikmati pahala. Bisnis Upasaka Huang berkembang pesat, memiliki beberapa orang putra dan seorang putri, bahkan menantu perempuannya juga begitu berbakti, sekeluarga hidup berdampingan secara harmonis. Ibundanya terlahir ke Alam Sukhavati, jasa kebajikan ini sungguh besar, sungguh merupakan “Satu orang berhasil melatih diri, sembilan generasi naik ke Surga”, keluarganya ikut menikmati pahala berlimpah tersebut.

Saya bilang padanya, lihatlah sepanjang hidup anda begitu berbakti pada ayahbunda, memenuhi kewajiban di dalam keluarga dengan baik, jujur, setelah belajar Ajaran Buddha mendukung perkembangan Buddha Dharma, sekarang anda membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, bagaimana mungkin Buddha Amitabha takkan datang menjemputmu? Anda harus yakin Buddha Amitabha pasti datang menjemput.          

Kemudian Upasaka Huang membulatkan tekad. Saya melanjutkan memberinya motivasi, asalkan anda membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati, Buddha Amitabha pasti datang menjemputmu. Jangan ada keraguan dan kekhawatiran, sekarang yang harus anda lakukan adalah melafal Amituofo dengan setulus hati, menanti kedatangan Buddha Amitabha.

Lalu saya bertanya padanya, apakah dia sudah melepaskan segala kemelekatan? Dia menjawab, sejak awal saya telah membuat surat warisan, oleh karena dia menderita penyakit sudah tiga tahun lamanya, begitu divonis menderita kanker sudah sampai stadium akhir, dia langsung membuat surat warisan, menyerahkan semua urusan kepada putra-putrinya.


定弘法师:新加坡黄金宣老居士助念的实例
(一)

最近就有一个真实的例子,我有幸帮助一位老人家往生,这老人家是新加坡的黄金宣老居士,我不知道在座有没有认识他。黄金宣老居士,新加坡的一位就是护法大德,今年七十多岁。他一直就是协助师父老人家在新加坡的弘法事业,而且又捐钱给汉学院,马来西亚的汉学院,他还是汉学院的董事之一。他有两家酒店在新加坡,在澳洲也有酒店,好像在中国广州也有一个酒店,好像叫富丽华还是什么。他这个事业做得挺大,人很好,很孝顺父母,敦伦尽分,家裡也都很和谐。晚年学佛听师父老人家讲经,也就一心求生净土。

但是因为在经营酒店当中也造了业,杀生业,他那酒店到现在还是,虽然他已经不管了,给了儿子了,但是他开创的。这个酒店它没有素食,就是没有专门的素食,它也有荤的,荤的就有杀生,那这个杀业就得算到他头上。所以他晚年得了癌症,结果癌症这晚期叁年都非常的受苦。到最后,他是叁月二十九号往生的,就是上个月,二十九号,刚好一个月,今天是二十八号,对吧?上个月二十九号往生。

叁月二十叁号的时候,师父老人家派我去看望他,他写信给师父老人家说自己念佛念不下去,全身病痛,受煎熬,往生也没有信心。师父就叫我过去安慰安慰他,因为我跟他很有缘,认识很多年了,他每次都见我都对我很嗬护。他是七十多岁,长辈,我在他眼目中就像孩子一样,特别嗬护我。而且当时就谈起将来往生的事情,我就曾经跟他讲过,我说你往生的时候,我一定来给你助念。所以种了一个因,这真的就结这个果,说话咱们真是要注意。当然好话得说,希望都种好因,是吧?你这个坏话就不能说,说了它真实现。你看我们当时说了,都不知道到底会不会实现,真的,到临终时候我们就来了。

来了之后,二十叁号我去见他,他见到我之后,满面愁容。他见到我就很高兴,但是就第一句话就说自己全身很痛。真的,我是没得过癌症不知道,得癌症的人肯定是很苦,这全身都痛,整天在那呻吟。旁边虽然有个念佛机不管用,家裡人也没有特别给他念佛,可能学得都不如他,所以更不懂怎么助念。

我来了之后,他就跟我讲,「我都不知道能不能往生了。」我这一看,信心没有,没有信心就不能往生。蕅益大师讲,「往生与否全由信愿之有无」,你这没有信心,你怎么往生?所以我想的第一个事,就得要把他的信心鼓励起来,还有愿望,要让他恳切,要他坚定不移,这才感得佛的加持。我就跟他讲,我说,我握着他的手,我说黄老居士,师父老人家让我来看望您。他听到就很高兴,就问,师父好吗?我说很好,师父非常关心您,让我特别来告诉您,您一定能往生的。他听到之后,眼睛都亮了,信心一下子就增加了。

他说,我能往生吗?我就告诉他,我很肯定说,你一定能。我鼓励他,我说你看你这一生,敦伦尽分,真是善男子。他确实是非常好的一个人,过去他母亲也是往生西方,他母亲预知时至,走之前告诉大家,我要往生了,大家来送我,拿着念珠,就这么阿弥陀佛、阿弥陀佛念走了。那个像挂在他的堂中,真是一位菩萨的像。所以你看,一个人家裡往生了,他子孙都享福。他这一生也是事业做得非常好,儿女也好几个,好像是两个儿子、一个女儿,两个儿子还是叁个儿子,我不太记得了,那个媳妇都非常孝顺他,一家非常和乐。这是母亲往生,这个功德很大,真是「一人成道,九祖生天」,家裡都得福荫。

我就跟他讲,你看你一生孝顺父母、敦伦尽分,为人又正直,学了佛之后那么样护持佛法,你现在一心求愿往生,那阿弥陀佛怎么会不接你?你要相信阿弥陀佛一定来接引你。他发愿,你只要求生净土,他一定在你临命终的时候来接你。不要有疑惑,不要怀疑,也不要担心,你就老实念佛,等阿弥陀佛来接你。我就问他,你现在有没有什么放不下的?就看他的愿,如果真愿意去的人,什么都要放下。还有放不下的,得赶紧放下,要不然那个愿不切。

他的愿倒是挺恳切的,他说我早就把遗嘱都写好了,因为他病了叁年,这个癌症一诊断,已经是晚期,他就开始写遗嘱了,把那事情都全部交代给儿女了。