Sabtu, 22 Oktober 2016

Mata pencaharian yang benar


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Jangan memilih mata pencaharian yang ada sangkut pautnya dengan pembunuhan

Petikan Bab 35 Sutra Usia Tanpa Batas menyebutkan bahwa :
“Selanjutnya Buddha Sakyamuni menjelaskan pada kita tentang lima kejahatan, lima penderitaan dan lima kobaran. Yang termasuk dalam lima kategori ini yakni : yang pertama adalah pembunuhan. Semua makhluk di dunia ini demi untuk memuaskan nafsu keinginan sendiri sehingga melakukan berbagai karma buruk. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah dimakan yang kuat, ini dikarenakan tidak tahu berbuat kebajikan. Akibat dari perbuatan jahat tentu harus menerima hukuman malapetaka. Maka itu di dunia ada orang miskin dan pengemis, yatim piatu dan jompo, tuli dan buta, bisu, terbelakang dan buruk rupa, pincang dan gila. Ini dikarenakan pada kehidupan lampau tidak percaya pada Hukum Karma, buah akibat dari karma buruk yang diperbuatnya, tidak sudi menaati sila tidak membunuh, melepaskan satwa hidup ke alam bebas, bervegetarian, melakukan kebajikan, dan melindungi makhluk hidup”.

Kita ambil satu contoh mengenai “orang miskin dan pengemis”, di dalam buku yang berjudul “Yin Guo Bao Ying Shi Zheng”, terdapat sebuah kisah, ada sebuah keluarga yang mencari nafkah sebagai tukang jagal, setelah bapak mertua meninggal dunia, usaha keluarga ini dilanjutkan oleh menantu laki-laki.

Bisnis rumah potong ini berlangsung cukup lumayan, tetapi nasib satu keluarga malah makin sial, sampai akhirnya keluarga jadi bercerai berai.   

Bos rumah jagal bernama Wu Shao-zai, orangnya jujur dan tidak licik, juga tidak menipu harta orang lain, juga tidak suka mengambil keuntungan atau memanfaatkan orang lain, dalam bekerja juga bersikap adil.

Meskipun sudah bertahun-tahun lamanya mengelola bisnis rumah potong, bahkan perkembangan bisnis juga lumayan, tetapi keuangan keluarga tetap tidak bisa kaya, masih saja hidup melarat.

Istrinya melahirkan dua orang putri, tidak punya putra, padahal masyarakat tempo dulu sangat mempersoalkan mendapat anak laki-laki untuk melanjutkan generasi keluarga. Akhirnya hanya bisa membeli dua anak laki-laki dan dipelihara hingga dewasa.

Kedua putri mereka telah menikah keluar, sisa dua putra telah berusia 30 tahun lebih, yang sulung sudah belasan tahun menderita penyakit paru-paru; yang bungsu telah meminang istri dan suka berfoya-foya, setiap hari bergaul dengan para pecandu dan menghisap candu. Pulang ke rumah hanya untuk minta uang atau mencuri uang, akhirnya baru setahun menikah, istrinya kabur dan menikah lagi dengan orang lain.

Dua orang putra yang diadopsi ini tidak berguna, sedangkan dua putri yang menikah ke dusun lain, lebih berbakti, akhirnya terpikir untuk mewariskan usaha keluarga kepada kedua putri mereka.

Lalu bos rumah potong ini memanggil kedua putri dan kedua menantu laki-laki pulang untuk menerima dan melanjutkan bisnis keluarga. Kedua putrinya ini memang lebih cerdas dan kedua menantu laki-laki memang lebih jujur, lalu mereka dikaruniai tiga cucu laki-laki.

Cucu pertama sering sakit-sakitan, yang kedua menderita kelainan jiwa, yang ketiga cerdas dan lucu. Kemudian setelah kedua menantu laki-laki mewarisi dan menjalankan bisnis rumah potong, petaka mulai datang secara bertubi-tubi.

Cucu kedua yang menderita kelainan jiwa selalu mencoba bunuh diri, siang malam menjerit-jerit, jeritan ini mirip dengan jeritan hewan yang disembelih tengah malam di rumah potong.     

Sedangkan putra kedua yang menghisap candu sering pulang ke rumah mencuri harta keluarga, sehingga satu keluarga siang malam harus berjaga-jaga dan tidak bisa istirahat dengan tenang.

Akhirnya si bapak mertua meninggal dunia. Cucu ketiga yang cerdas dan lucu, malangnya terserang penyakit dan mati dalam usia muda. Hati ayahbunda begitu sakit bagaikan diiris belati yang tajam, namun juga tidak tahu apa sebabnya, menyalahkan langit dan bumi mengapa berlaku tidak adil pada keluarga mereka.

Cucu pertama sakit-sakitan, cucu kedua gila, satu-satunya cuma cucu ketiga yang cerdas dan lucu, tapi mati dalam usia muda. Akhirnya cucu pertama juga meninggal dunia, jadi meskipun bisnis rumah potong makin maju, tetapi peruntungan keluarga semakin merosot.

Kemudian putra kedua yang menghisap candu ditangkap dan dipenjara, akhirnya meninggal dunia di dalam penjara. Putra pertama yang menderita penyakit paru-paru, akhirnya juga meninggal dunia, istrinya jadi terpukul dan sebulan kemudian juga menyusul kepergian suaminya. Cucu kedua yang menderita kelainan jiwa, akhirnya juga meninggal dunia.

Lihatlah anggota keluarga ini, satu persatu pergi menghadap Raja Yama, sedangkan anggota keluarga yang masih hidup, tiada seharipun dapat menikmati ketenangan hidup, setiap hari harus diliputi rasa duka yang mendalam.

Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada era pemerintahan Tiongkok Nasionalis (1912-1949), bertepatan dengan invasi Jepang ke Tiongkok, yang berhasil menduduki Jiangnan.

Saat itu ibu mertua mengungsi dari kampung halamannya, meninggalkan putri dan menantu laki-laki di rumah, akhirnya ketika menantu laki-laki keluar dari rumah, naas ditangkap oleh tentara Jepang dan dihukum mati, bahkan kematiannya amat tragis, yakni tangan dan kakinya diikat lalu didorong ke dalam jurang. Ini serupa ketika mereka menyembelih babi, terlebih dulu empat buah kaki babi diikat.

Maka itu dari luar tampak keluarga ini amat berjaya, keluarga besar lengkap dengan anak dan cucu, namun akhirnya satu persatu anggota keluarga meninggal dunia, satu keluarga yang semula utuh jadi bercerai berai.

Maka itu mata pencaharian yang berhubungan dengan pembunuhan, pekerjaan tukang jagal merupakan profesi penuh dosa, jangan sampai melakukannya, juga jangan sampai menuntun orang lain terlibat di dalamnya, ketahuilah bahwa balasannya sungguh tragis dan mengerikan, hendaknya meningkatkan mawas diri.       
  
Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Sila Dasar Aliran Sukhavati
Serial ke-03
Tanggal : 27 Januari 2012
Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation



前面举到的穷乞、孤独、聋盲、瘖哑、痴恶、尪狂,我这里各举一个例子来说明。穷乞,我主要谈杀业,当然可以泛指一切恶业招感的果报。这是在《因果报应实证》这本书里讲到的,说有一户人家是屠夫,宰猪为业,这户屠户由女婿继承了岳父的职业,都一直经营屠宰,生意很不错,可是家运却非常不幸,最后演变到家破人亡。这个老板姓吴,叫吴绍载,其实为人都很耿直,也不偷摸拐骗,也没有去谋夺人家的财产,也不贪小便宜,做事都挺公正。虽然经营了很多年的这个宰杀行业,而且生意不错,可是家里就是不富裕,还是很穷。你看他家里,他生了两个女儿,没有男孩,那过去的人都很讲究要传宗接代,生不出男孩,最后只好买了两个男孩来养育,女孩就出嫁了。结果两个养子都已经三十多岁了,这个大的患了肺病十多年;老二娶了个媳妇,没多久就变成一个吸鸦片的败家子,成天跟那些烟鬼在一起抽鸦片,常常回家拿钱、偷钱,最后结了婚一年,媳妇就改嫁了。

两个儿子都不行,嫁到外乡的二女儿还算比较孝顺,想到要不然家业就让二女儿她们家继承,所以就把二女儿和他的女婿招回来继续这个屠宰行业。这二女儿也是比较伶俐的,女婿也比较老实,他们生了三个男孩,可是这三个男孩,长子身体很瘦弱,二子有疯癫不正常,三子可以说是最聪明可爱的。结果两个人接了这个屠宰业,家里却出现了很多异常不安的现象,老二,就是二儿子疯癫的,要死要活,每天白天在那吼叫;晚上是屠宰场猪被宰杀的时候惨叫的声音。因为他们第二个弟弟鸦片鬼常常回家来偷财,所以家里整天要防贼,老是不安宁。

后来这个老岳丈去世了。去世以后,他女儿养的三个儿子,第三子是最聪明伶俐的、最可爱的,结果不幸生了病,就夭折了。夫妻俩非常伤心,也不明因果,哭天喊地说这阎王怎么不通情,长子是肺病,二子是疯癫,就剩三子,为什么三子还夭折?后来得肺病的大弟也死了,这个生意虽然还是做得不错,但是家境却是每况愈下。后来吸鸦片的那个鸦片鬼弟弟就被关到监狱当中,在监狱里面死了。得肺病的长子后来病重身亡,妻子就受不了这个打击,一个月以后也病逝了;后来那个疯癫的二儿子也死了。你看这一家人,好像阎王爷是一连串的抓人,使得这一家鸡犬不宁,都是哀丧。

那后来,这是民国时代的事情,刚好那个时候日军侵华,在江南大肆的蹂躏。这个老岳母为了避难,留下自己的女婿他们在家里,结果这个女婿逃跑出去的时候,不幸被日本兵抓了,被日本兵处死了,而且死的时候非常惨,这个人被绑著四肢推下陡峭的山坡,就好像他们宰猪的时候把猪捆起来,杀猪的那种现象是相同的。所以这家本来是满兴旺的,一家那么多口人,宰猪为业,到最后家破人亡,没有几个能够生存得下来。可见得杀生这个行业,屠宰业是罪业深重的行业,千万不可以误入这样的行业当中,总要想到要戒杀,知道杀生果报惨烈,我们要自己谨慎小心。刚才这个故事是讲杀生导致穷乞的报应。

  选自 净宗根本戒  定弘法师主讲  (第三集)  2012/1/27  香港佛陀教育协会