Kamis, 27 Oktober 2016

Cara melenyapkan keakuan 02


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Bagaimana cara melenyapkan keakuan?
(Bagian 2)

Maka itu sekarang saya merasa begitu bebas dan leluasa, mengapa demikian? Pertama, saya tidak punya rumah, kedua, saya tidak punya uang, ketiga, saya tidak memiliki apa-apa, cuma buku-buku dan beberapa helai jubah.

Saat diperlukan takkan ada yang kekurangan, “Apa yang ada di dalam garis hidup takkan hilang”, saya tidak punya uang, tapi juga takkan mati kelaparan, saat lapar, hidangan makanan juga akan hadir, tiba waktunya akan ada orang yang datang mengantar.

Ada orang yang berkata, peruntungan anda begitu bagus, anda bisa mendapat kesempatan ikut dengan Master Chin Kung, tentu saja ada yang memberi persembahan kepada anda. Maka itu saya menasehati anda agar jangan cemas, apa yang ada di dalam garis tangan pasti takkan hilang, apabila anda tidak ditakdirkan mati kelaparan, maka saat lapar, akan ada yang mengantar makanan padamu.

Insan mulia menitikberatkan pada pelatihan diri dan bukan pada makanan, mencemaskan pencerahan dan bukan mencemaskan kemiskinan. Asalkan melepaskan kemelekatan maka hati terasa bebas. Walaupun sanggup melepaskan sedikit saja, sudah terasa begitu bebas dan leluasa, saya telah menyadarinya. Semakin banyak kemelekatan yang sanggup dilepaskan, maka hati akan kian bebas dan nyaman.

Setelah kemelekatan terhadap segala sesuatu di luar diri ini sudah mampu dilepaskan, maka amatilah ke dalam hati sendiri, mulailah mengikis ketamakan, kebencian, kedunguan, keangkuhan dan kecurigaan, yang merupakan kekotoran batin atau klesa. Semakin banyak yang sanggup dilepaskan maka akan kian bahagia.

Lihatlah manusia di dunia ini yang sibuk mengejar nama dan keuntungan, kekayaan, nafsu keinginan, kenikmatan, sampai akhirnya yang diperoleh hanyalah penderitaan, tiada kebahagiaan di dalamnya.

Maka itu, mungkin saja kalian menganggap keadaanku sungguh memprihatinkan, tetapi saya tidak merasa demikian. Kami melepaskan segala kemelekatan bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, saat menjelang ajal, Buddha Amitabha datang menjemput, terlahir ke Tanah Suci Sukhavati dengan bebas tanpa rintangan.

Sedangkan manusia di dunia ini tidak sudi melepaskan kemelekatan, meskipun dia memiliki pahala, sepanjang hidup kenyang makan kekhawatiran, barulah memperoleh secuil kekayaan, saat menjelang ajal, dua tangan tetaplah kosong, “Tiada yang bisa dibawa pergi, hanya karma yang dibawa serta”.

Renungkanlah baik-baik, setelah paham barulah bisa melepaskan kemelekatan tersebut, kebebasan segera menjelang. Melepaskan itu adalah di hati, kenyataannya tetap menjalani kewajiban menuruti apa adanya, apa yang belum waktunya dilepaskan, tetap harus dipertahankan, namun juga tidak taruh di hati, di hati takkan mendambakannya sama sekali.

       Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
       Judul : Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian   
       Serial ke-189
       Tanggal : 23 September 2012


(二)

所以我自己现在感觉到我特别自在。为什么?我一没有房产,二没有钱,三也没有什么东西,除了书以外,就是这几件衣服,僧服,快到一无所有的境界了,好,自在!要用的时候它不缺,「命里有时终须有」。我没有钱,但也不会饿死,该吃饭的时候饭菜也会来,那是有人来供养。有的人说,你好命,你能跟著老法师,当然会有人供养你。那我劝你,你别担心,你命里有时也终须有,你不该饿死的,到该吃饭的时候,就会有人送饭菜给你吃,你不信你试试看,真的是这样。我自己很有信心,我现在如果不跟老法师在一起,我到香港哪个地区别人都不认识我的,该吃饭的时候,我就在那里坐在地上,就会有人送饭给我。你说这不是过的乞丐生活吗?乞丐也不错,释迦牟尼佛当年也是乞丐,他是乞士,比丘叫乞士(乞丐,只是他是读书人,很有学问、很有道德的乞丐),不也得到社会的尊重吗?所以关键要看你自己有没有道,有道不用在乎身外之物。连孔子都说,君子谋道不谋食,忧道不忧贫。你真正放得下,你心是很自在的,真的是无忧无虑。这是放下一点点而已,就这么自在,我就体会到了。你要继续努力放下,我告诉你,愈来愈自在。

身外物放下了,那往自己心里头去搜查,把你的这些贪瞋痴慢疑种种烦恼慢慢放下,放下得愈多你愈快乐。师父上人讲,「学佛是人生最高的享受」,老人家用六十年证明这点,他得到了最高享受。我现在跟师父学了二十年,当然不敢说得到,但至少浅尝到一点,那就不得了,这个法味是世间任何味道没有办法比的,你能够乐此不疲,欲罢不能。然后你看看世间人,追求名利、富贵、欲望、享受,到最后只有苦,没有快乐。所以,可能他们觉得我很可怜,我倒觉得他们挺可怜。到最后看看谁最可怜,看看你死的时候是怎么个死法?盖棺论定,谁是最后真正可怜的人。我们一切放下求往生,阿弥陀佛来接引,自在往生。世间人,不肯放下的,即使是他真有福报,这一生处心积虑挣了很多钱,积攒了很多财富,到死的时候还是两手空空,分文带不走,「万般将不去,唯有业随身」。你好好想一想,想明白了你才肯放下,放下之后,我告诉你,自在马上得到。为什么你现在没有自在?那是因为你现在还没有放下。放下是心上真放下,事上随缘,事上该放下就放下,还没到放下的时候可以保留著,不妨碍,但是心里绝对没有任何的贪著。

  选自 修行与生活座谈会  定弘法师主讲  (第一八九集)  2012/9/23