Sabtu, 21 Januari 2017

Satwa dilepas ditangkap lagi



Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Ketika melepaskan ikan ke alam bebas, dikhawatirkan ada orang yang akan menangkapnya lagi, apa yang harus dilakukan?

Kalau melihat ada orang yang hendak melakukan tangkapan, maka jangan lagi melepaskan satwa di tempat tersebut, bukankah ini memberi peluang bagi orang lain menciptakan karma buruk? Maka itu kita mengganti ke tempat lain, kalau ternyata tidak bisa mencari tempat yang lebih baik untuk melepaskan satwa ke alam bebas, maka tidak melakukan kegiatan ini, tidak berjodoh melakukannya, kalau berjodoh barulah kita wujudkan niat ini, menuruti jodoh dan takkan memaksakan kehendak.  

Jadi apa yang mesti kita lakukan? Melafal Amituofo dengan setulus hati, mendengar ceramah Dharma, jasa kebajikan ini lebih besar daripada jasa kebajikan melepaskan satwa ke alam bebas. Anda mungkin bertanya, kenapa Ven.Ding Hong berani berkata begini? Saya tidak berani bilang begini, tapi Buddha Amitabha yang mengatakannya. 

Di mana Buddha Amitabha ada mengatakan hal sedemikian rupa? Di dalam “Sutra Usia Tanpa Batas”, coba baca bait sutra berikut ini, “Daripada memberi persembahan kepada para suciwan yang banyaknya bagaikan butiran pasir di Sungai Gangga, lebih baik diri sendiri membangkitkan kegigihan tanpa gentar untuk mencapai penerangan sempurna”.  

Bukankah ini merupakan ucapan Buddha Amitabha? Bhiksu Dharmakara ketika melatih Jalan Bodhisattva, mengucapkan gatha tersebut. Anda melepaskan satwa ke alam bebas adalah serupa dengan memberi persembahan kepada para suciwan yang banyaknya bagaikan butiran pasir di Sungai Gangga, lebih baik diri sendiri membangkitkan kegigihan tanpa gentar untuk mencapai penerangan sempurna, anda menfokuskan pikiran mendengar ceramah Dharma, melafal Amituofo, membangkitkan kegigihan tanpa gentar untuk mencapai penerangan sempurna.

Tetapi kalimat ini juga jangan disalahtafsirkan, kalau sekarang anda memiliki kesempatan untuk melepaskan satwa ke alam bebas, melihat di hadapan anda ada makhluk hidup yang perlu pertolongan, maka anda tidak boleh sengaja berpangku tangan dan membiarkannya begitu saja,

Anda tidak boleh salah paham, oh ya, Venerable Ding Hong yang bilang, “Daripada memberi persembahan kepada para suciwan yang banyaknya bagaikan butiran pasir di Sungai Gangga, lebih baik diri sendiri membangkitkan kegigihan tanpa gentar untuk mencapai penerangan sempurna”, apa yang patut dilepaskan, anda malah sengaja berpangku tangan dan membiarkannya begitu saja, lalu dengan santai dan tanpa beban anda pulang ke rumah melafal Amituofo.

Kalau begini anda sudah terlampau salahnya. Anda bisa melepaskan satwa sambil melafal Amituofo. Anda melihat kesempatan melepaskan satwa ada di depan mata anda, ini juga termasuk membangkitkan kegigihan tanpa gentar untuk mencapai penerangan sempurna, janganlah sudah melihat makhluk hidup menggelepar-gelepar di depan mata anda, lantas anda masih berpikir-pikir, menimbang-nimbang, melekat dan membeda-bedakan.    

Jadi belajar Buddha Dharma itu harus dipahami dengan seksama, begitu anda kehilangan “Jalan Tengah”, maka semuanya sudah menyimpang. Asalkan di hatimu tiada lagi pikiran perbedaan dan melekat, barulah anda bisa memahami kebenaran.

Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian
Serial ke-184
Tanggal : 5 September 2012
Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation



如果遇到有人抓,那你别在那放生,你这不是给人造业吗?所以我们就换个地方,实在找不到好的地方放生,那就不放,没有缘就不做,有缘我们要做,没缘不要攀缘。做什么?老实念佛、听经,这个功德比放生功德还大。你怎么敢这么说?我不敢这么说,阿弥陀佛说的。阿弥陀佛哪里说的?在《无量寿经》里讲的,你看,「假令供养恒沙圣,不如坚勇求正觉」。这不是阿弥陀佛自己说的吗?法藏比丘在因地上自己说的。你放生就是供养恒沙圣,不如你自己坚勇求正觉,你一心听经、念阿弥陀佛,坚勇求正觉。可是这话你也别听错了,如果你现在能有缘放生,可以救得众生,那你可以去做。你别想,定弘法师说,「假令供养恒沙圣,不如坚勇求正觉」,本来应该放的不放了,我回家念佛。起这个念头又错了。你就是放生也可以念阿弥陀佛,这阿弥陀佛,不是说你非得不放生才能念,放生也可以念。你有缘可以做这个事,这也是属於坚勇求正觉,你别在这个事上又起分别执著。所以佛法真的得要细细体会,你稍一过了,失了中道,全歪了。心总是要不分别不执著,你才能体会到那个真谛。

  选自 修行与生活座谈会  定弘法师主讲  (第一八四集)  2012/9/5