Senin, 31 Oktober 2016

Menyikapi hubungan asmara dengan benar 01


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Bagaimana cara menyikapi hubungan asmara dengan benar? Dalam menghadapi pergaulan antara pria dan wanita, bagaimana sikap yang harus ada?
(Bagian 1)

Kini hal ini sudah menjadi lumrah, tempo dulu masih dianggap tabu. Seperti jaman ibundaku, paman dan bibiku, waktu mereka kuliah dulu, pihak kampus menetapkan aturan melarang menjalin hubungan percintaan, kalau ada yang kedapatan membina hubungan asmara, maka akan dipecat.

Pada waktu itu, tidak ada yang berani mengikat simpul cinta di dalam kampus, setiap mahasiswa maupun mahasiswi masih begitu lugu, memusatkan perhatian ke dalam karir belajar, sehingga menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas, yang sehat secara lahiriah maupun batiniah. Mengapa demikian?

 Oleh karena mereka tidak berani sesuka hati menuruti nafsu keinginan dan khayalan, nafsu keinginan merupakan pedang Mara yang dapat merusak jiwa dan raga, yang merugikan energi positif dan semangat anda. Bagaimana menghadapinya?

Sebaiknya saat kuliah jangan menjalin hubungan asmara, ini juga merupakan peraturan yang diberikan ibunda padaku, bukan hanya ketika meraih gelar sarjana saja, bahkan saat mengambil gelar Doktor, juga tidak boleh mengikat simpul kasih.

Saya menuruti peraturan yang dibuat ibunda, saat kuliah pernah jatuh hati pada seorang gadis, ketika ibundaku mengetahuinya langsung menasehatiku, agar menggantung cita-cita yang tinggi, jangan dibelenggu oleh cinta individu, yang akan mengganggu karir belajar.  

Ayahbunda membanting tulang demi mencari biaya agar kamu bisa kuliah mengejar cita-cita, jadi bukan untuk anda mengumbar perasaan romantis, setelah saya mengerti, barulah melupakannya.

Kemudian saya melanjutkan kuliah mengambil gelar Doktor, kali ini saya sendiri yang membuat peraturan buat diri sendiri. Saat itu saya mulai belajar Ajaran Buddha, terhadap cinta duniawi makin tidak berminat, waktu luang kugunakan untuk baca buku, mendengar ceramah, membaca sutra, kebahagiaan Dharma ini terasa lebih kental dan melampaui kesenangan duniawi.

Kalau memang tidak berdaya dihindari, ini adalah jodoh, sebagai orang awam kadang kala tidak berdaya melawannya, jadi kalau sudah bertemu, bagaimana sikap yang harus ada untuk menghadapi cinta ini?  

Setelah belajar Ajaran Buddha, kita memahami bahwa di dunia ini tidak ada cinta sejati, apa alasannya? Oleh karena cinta muncul dari pikiran khayal, bukan mengalir dari hati sejati. Yang mengalir keluar dari hati sejati adalah sila, samadhi dan prajna, sedangkan yang mengalir keluar dari pikiran khayal adalah belenggu cinta dan nafsu keinginan.

Manusia melantunkan lagu yang menyatakan cinta sebagai hal yang suci dan agung, padahal sesungguhnya cinta itu adalah belenggu ditambah dengan nafsu keinginan, tidak ada sisi yang istimewa, makanya harus dipahami dengan jelas, harus menggunakan akal sehat dan kebijaksanaan dalam menghadapi asmara.   

Terutama dalam memilih pasangan hidup harus menggunakan kebijaksanaan, mengutamakan moralitas dan bukan rupanya. Dasar dari moralitas adalah bakti, melihat apakah dia adalah putra berbakti atau putri berbakti, ini sangat penting. 


(一)

这现在已经变成很正常,在过去是不正常的。像我母亲那代人,我舅父、我姨妈他们都上大学,当时他们上大学的时候,学校是明文规定不许谈恋爱,一谈恋爱就得开除。所以当时没人敢谈恋爱,大家都很清净、很纯洁,都很用功读书,所以他那辈人的素质都很高,身体都很好。为什么?他不放纵欲望,欲望是亏损身体最厉害的一个魔剑,真的是把你精气神都斩掉了。如何面对?最好在大学求学时候不要谈恋爱,这是我妈妈明文规定我,不要说读大学,读硕士、读博士也不许谈恋爱。我就遵守我妈妈的规定,曾经在大学里面有跟一个女孩子发生感情了,我妈妈知道之后找我谈话,劝我要立崇高的志向,不要困在男女私情上,这影响学业。父母给你学费供你读书,不是让你去谈恋爱的,不是让你搞风花雪月的,这我听明白了就放弃了。后来出国留学读硕士、博士都保持得不错,这是我给自己定的规矩。大概当时也因为学佛,所以以法为乐,对那个世情兴趣就不大,有空我就读书、听经、读经,这法乐确实是比世味要好、要浓,心地清净这才是享受,通过学佛法可以帮助我们。

实在避免不了了,这个缘分,业缘,确实我们凡人未必有这个能力抗拒,遇到之后应以什么心态面对,面对爱情?首先我们学了佛知道,世界上没有真正的爱情,为什么?因为爱情是从妄识里头生出来的,它不是从真心里生出来的。真心流现的是戒定慧,妄识才流现出这些情执欲望,爱情就是情执、欲望,说白了就是这样。世间人把爱情歌颂得多么纯洁、多么高尚,实际上说白了就是个情执加欲望,没什么了不起的地方,要把它看透,所以要用理智来面对爱情。特别在择偶上一定要用理智,重德不重色。德以孝为本,看对方是不是一个孝子孝女,这是至关重要。