Jumat, 21 Oktober 2016

Mengorbankan nyawa demi kesucian


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Daripada hidup ternoda, lebih baik mati mempertahankan kesucian

Di dalam “Jinglu Yixiang” terdapat sebuah kisah, ada seorang Sramana, sebelum meninggalkan keduniawian, dia adalah putra hartawan, cerdas, bijaksana, bahkan juga sangat rupawan, setelah menjadi anggota Sangha, dia mengikuti gurunya belajar ajaran sutra.

Suatu hari guru menyuruhnya keluar untuk menyelesaikan sebuah urusan, sampai di sebuah tempat, di sana terdapat seorang wanita genit, wanita amoral. Wanita ini menjebak Sramana hingga masuk ke rumahnya, Sramana ini sama sekali tidak memiliki rasa curiga, setelah masuk ke dalam rumah, wanita amoral ini mengunci pintu.

Wanita amoral ini bermaksud menjalin hubungan namun ditolak oleh Sramana. Wanita amoral ini ternyata merupakan orang yang berkuasa di daerah tersebut, sehingga jadi tersinggung dan marah. Lalu menyuruh anggota keluarganya untuk menggali liang kubur sedalam 10 kaki. Kemudian liang ini akan dinyalakan api di dalamnya, sehingga orang yang jatuh ke dalam liang tersebut akan mati dibakar hidup-hidup.   

Maka itu wanita amoral ini mengancam Sramana supaya mau melanggar sila atau nyawanya melayang. Sramana berpikir, kalau saya melompat ke dalam liang api dan mati, paling tidak saya masih bisa terlahir ke Alam Dewa oleh karena mempertahankan sila. Sebaliknya kalau saya melanggar sila malah akan jatuh ke Neraka. Kalau begitu lebih baik saya lompat ke dalam liang api saja, mengorbankan nyawa demi mempertahankan keutuhan sila.

Akhirnya dia tidak sudi didorong orang lain, dia memilih melompat sendiri ke dalam liang api, saat itu kobaran api yang membara berubah menjadi air yang sejuk, air juga merendam sampai batas pinggang Sramana. Ini sungguh mukjizat yang tak terbayangkan!

Sramana ini melindungi sila lebih dari melindungi nyawanya sendiri. Oleh karena mempertahankan kesucian, setelah meninggal dunia masih bisa terlahir di Alam Dewa atau Surga, kalau dapat melafal Amituofo maka lebih bagus lagi, bisa terlahir ke Alam Sukhavati. 

Sebaliknya kalau hidup dengan ternoda, akhirnya jatuh ke tiga alam rendah, tidak dapat terlahir kembali jadi manusia.

Maka itu sila bagi seorang Sramana (praktisi yang telah meninggalkan keduniawian) adalah sedemikian pentingnya, terutama mempertahankan kesucian baik lahir maupun batin.

Nafsu indria akan merusak jiwa raga dan kecerdasan serta kebijaksanaan, bukan hanya menjadi hambatan besar bagi pelatihan diri, kenyataannya juga membawa kerugian besar bagi kesehatan jasmani dan rohani.   

Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Sila Dasar Aliran Sukhavati
Serial ke-18
Tanggal : 8 Juli 2012

  



还有《经律异相》一个故事,讲一个沙门,一个出家人,他出家前是一个大富长者的孩子,聪明,有智慧,而且长相很端正,出家之后跟著师父学经教。师父有一次就让他去办事,到了一个地方,那个地方有一个淫妇,淫荡的女人,结果就把他叫进家里,他也没有觉察,进去了,结果门就被反锁。淫妇就想要侵犯这个出家人,出家人不从。这个淫妇也很有威势,当时就很瞋怒,就叫她的家人,就把一个坑里头点上火,这坑有一丈多深,人如果跳进去就会被火给淹没。於是就逼著这个出家人一定要就犯,否则就要把他推到火坑。这个沙门当时心里想,我现在跳入火坑,只是这一期身命死亡,但是我能持戒,我能生天;假如我现在犯戒,死了之后要下地狱。那我宁愿跳入火坑,这是舍身护戒。结果他就不要人家推,自己跳到火坑里去,当时这个火立刻化成水,水只到了这个沙门的腰,火化成清水。这个感应不可思议!这是真正有道心的人,护持戒律,比自己的身命更爱惜。这是经上所说的,「虽淫佚而生,不如贞洁而死」,因为为贞洁而死,死后得生人天,你能够念佛,能得生净土;可是淫佚而生,最后堕落三途,再得不到人身。所以律典里头告诫修行人,「宁著毒蛇口中而死,不著女根中而生」,就是不能犯淫。这讲到淫欲对我们的身心和慧命是极大的伤害,不仅说对我们的修行是大障碍,实际上淫欲真的对健康是大损害。

  选自 净宗根本戒  定弘法师主讲  (第十八集)  2012/7/8