Senin, 24 Oktober 2016

Bila jodoh telah usai


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Bila ikatan jodoh suami istri telah selesai, apa yang akan terjadi

Suami istri adalah ikatan jodoh, segala yang muncul akan berlangsung kemudian lenyap, demikian pula ikatan jodoh juga akan muncul dan suatu hari pasti selesai, terutama jalinan jodoh antar manusia.

Pepatah jaman dulu berkata : “Suami istri bagaikan sepasang burung dalam rimba yang sama, ketika kehidupan berakhir, masing-masing terbang ke tujuan masing-masing”, kenyataannya memang sedemikian rupa.

Apabila anda melatih kebajikan maka terlahir di tiga alam bajik (Alam Surga, Alam Manusia dan Alam Asura), sebaliknya berbuat jahat akan terlahir di tiga alam rendah (Alam Binatang, Alam Setan Kelaparan, Alam Neraka), masing-masing berjalan ke tujuan masing-masing, siapapun tidak mampu menyelamatkan yang lainnya.

Walaupun pasangan suami istri yang saling mencintai selama berpuluh-puluh tahun, pada akhirnya ketika jodoh telah berakhir juga harus saling terpisah, saat bersua kembali, wajah telah berganti, saling tidak mengenali lagi.  

Setelah memahami kebenaran ini, hendaknya melepaskan kemelekatan cinta, belenggu cinta kalau tidak dilepaskan, anda tidak bisa keluar dari enam alam tumimbal lahir.

Walaupun di hati kita telah melepaskan belenggu cinta, namun dalam penerapannya harus menuruti jodoh apa adanya, umpamanya bagi yang masih memiliki ikatan jodoh sebagai pasangan suami istri, maka harus memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sesuai peranan masing-masing.

Buddha Dharma di dunia, tidak merusak Dharma Duniawi, tetapi juga tidak melekat pada Dharma Duniawi, anda memiliki ikatan cinta maka merupakan kemelekatan; sebaliknya bila anda mengatakan saya tidak memiliki kemelekatan cinta lagi, jadi besok saya minta cerai saja, ini yang disebut dengan merusak Dharma Duniawi, ini bukan jalan tengah, jalan tengah adalah menuruti jodoh, namun di hati tidak melekat.

Sebagai praktisi pelafal Amituofo, di hati mesti melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati, sekarang masih ada berapa banyak waktu lagi, maka jalani saja apa adanya, sampai saat ajal nanti, Buddha Amitabha datang menjemput terlahir ke Alam Sukhavati, tidak ada kemelekatan sama sekali.  

Ajaran Buddha tidak menyarankan anda bercerai, tapi menganjurkan keharmonisan. Cara apa yang terbaik untuk menjaga keharmonisan pasangan suami istri? Yakni bersama-sama belajar Ajaran Buddha, menjadi sahabat se-Dharma, saling memotivasi dan saling mengingatkan, di atas Jalan KeBodhian bersama-sama giat melatih diri.    

Tentu saja jodoh begini tidak mudah, kalau anda memaksakan diri untuk menjalin jodoh begini, belum tentu bisa, lebih baik memohon pada Buddha Amitabha, biarlah Buddha Amitabha yang mengaturnya, begini paling bagus.

Suami istri berada bersama, yang paling penting adalah saling menghormati, saling membantu, harmonis, memberi perhatian, menjaga, saat memberi perhatian juga sekaligus mengurai belenggu cinta, yakni menggunakan akal sehat dalam menangani masalah, bukan pakai perasaan.

Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian
Serial ke-174
Tanggal : 14 Juli 2012




夫妻确实是缘分,这个缘分当然有到头的时候,尤其是世间人。古德有句诗讲得挺贴切,说「夫妻本是同林鸟,大限来时各自飞」,确实也是这样。大限是什么?生命终止,各奔东西。你修善的就到善道,造恶的就到恶道,各人走各人的道,谁也救不了谁。即使是恩爱几十年的夫妻,最后也是缘尽还分手,再见面就改头换面、改行易道,认不出来了。懂得这个道理,你要放下情执,情执不放下,你六道也出不去。当然,我们心上放下情执,这个事上要随缘,譬如说现在还有夫妻的缘分,那就尽你夫妻的责任,这是敦伦尽分,这是需要的。佛法在世间,不坏世间法,但是又不著世间法,你有情执就是执著;你说我没有情执,我就离婚,那就坏世间法了,都不是中道,中道是事上随缘而做,心上不执著。我们念佛人,心上要念阿弥陀佛求生西方,现在有多少天光阴,随缘过,到时候了就往生,一点执著都没有。

佛法确实不提倡离婚,提倡和合。夫妻的和合最好是什么?彼此都一起学佛,成为法伴侣,成为法兄弟、法眷属,互相提醒策励,在菩提道上一起精进,这是最殊胜的。当然,这个缘分可遇不可求,你要是求这样的缘分,未必得好的缘分,干脆不如求阿弥陀佛,听阿弥陀佛安排最好。夫妻在一起,最重要的互相敬重、互相帮助,和谐、关怀、照顾,在关怀照顾的同时,又尽量的淡化情执,就是用理性去做事情,不是感情用事。

  选自 修行与生活座谈会  定弘法师主讲  (第一七四集)  2012/7/14