Rabu, 19 Oktober 2016

Melatih diri dalam segala situasi


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Melatih diri adalah belajar menghadapi segala situasi dan kondisi

Bagaimana barulah memiliki kepastian bisa terlahir ke Alam Sukhavati? Master Ouyi berkata bahwa berhasil tidaknya terlahir ke Alam Sukhavati adalah tergantung pada ada tidaknya keyakinan dan tekad yang dimiliki.

Sebagian besar praktisi merasa bahwa untuk membangkitkan keyakinan dan tekad tidaklah sulit, masalahnya bagaimana cara mempertahankan keyakinan dan tekad ketika diuji dalam segala situasi dan kondisi.

Banyak praktisi yang ketika menghadapi cobaan langsung mundur hatinya, tidak berhasil melewati ujian. Ketika emosional meletup, yah sudahlah, tidak terlahir ke Alam Sukhavati juga tidak apa-apa, kelak masih banyak kesempatan, pokoknya melafal Amituofo kelak pasti ada kesempatan terlahir ke Alam Sukhavati, masa kehidupan sekarang ini gagal, yah sudahlah.  

Ini menunjukkan keyakinan dan tekad anda tidak tahan uji, segala sesuatu yang masih bisa berubah-ubah adalah tidak sejati. Di dalam segala situasi dan kondisi takkan muncul klesa (kekotoran batin), tetap tercerahkan takkan tersesat, setiap niat pikiran yang timbul adalah bertekad terlahir ke Alam Sukhavati, begini barulah memiliki kepastian terlahir ke Alam Sukhavati.

Bagaimana umpamanya saat menjelang ajal tiba-tiba ada orang lain yang membuat anda marah, kalau keyakinan dan tekad anda tidak tahan uji, maka anda takkan punya kepastian terlahir ke Alam Sukhavati.

Ada praktisi yang berkata, saat itu Buddha Amitabha akan datang menyelamatkan diriku, keyakinan dan tekadku takkan bermasalah, meskipun saat itu ada yang membuatku marah, Buddha Amitabha juga akan menanti hingga emosiku reda, barulah datang menjemputku.

Memang betul perkataan ini, cuma takutnya sebelum emosi reda nafas sudah keburu terputus, Buddha Amitabha akhirnya cuma bisa menunggumu pada masa kelahiran mendatang, saat anda tidak emosional lagi barulah datang menjemputmu, entah itu sudah bulan kapan dan tahun berapa.

Maka itu melatih diri adalah belajar menghadapi segala situasi dan kondisi, baik keadaan yang menyenangkan maupun keadaan yang tidak menyenangkan, apabila kita menjauhkan diri dan tidak mau menghadapi berbagai cobaan, maka buat apa lagi melatih diri?

Anda mungkin akan berkata, saya akan mencari sebuah lingkungan yang tenang, yang takkan membuatku jadi banyak beban pikiran, takkan ada orang lain yang membuatku emosional, sehingga saya bisa melafal Amituofo dengan tenang.

Memang tidak salah, kalau bisa begini berarti pahala anda sungguh besar, tetapi kekotoran batin anda masih belum terhapus. Anda mesti keluar dari pengasingan anda, barulah menyadari ternyata tabiat emosional masih ada, barulah mengetahui berapa besar kemungkinan bisa terlahir ke Alam Sukhavati.

Kalau melatih diri dalam situasi yang tenang dan lancar-lancar saja, emosional itu terbungkus dengan rapi, karena memang tidak ada jodoh atau faktor pendukung yang bisa menyalakannya. Jadi bukan berarti anda sudah mampu meredakannya.

Bagaimana tiba-tiba saat menjelang ajal, paket emosional yang sudah terbungkus rapi tersebut, bertemu dengan faktor pendukung, sehingga bungkusan rapi tersebut jadi terkuak, maka akan mengundang masalah besar, tidak bisa mengelabui diri sendiri dan orang lain.

Maka itu praktisi sejati melatih diri dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam suka maupun duka, dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, saya takkan melarikan diri, saya akan menerima cobaan ini, yang merupakan ujian dari Buddha Amitabha, saya harus lulus ujian, barulah bisa terlahir ke Alam Sukhavati. 

Kalau anda bisa berpikir sedemikian rupa, Buddha Amitabha akan memberkatimu. Meskipun berada dalam kondisi buruk, namun keyakinan dan tekad takkan mengalami kemunduran, meskipun rintangan karma mendalam dan berat, namun juga sudi memikulnya, mengapa demikian?

Buddha Amitabha yang mengaturnya buat diriku, saya menurutiNya, hatiku takkan mundur, kapan saja dan di mana saja menjadi teladan yang baik bagi semua makhluk.

Petikan Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian
Serial ke-184
Tanggal : 5 September 2012

  



怎么才能够有把握往生?蕅益大师讲得很清楚,得生与否,全由信愿之有无,关键看你是不是真信切愿。但很多人听了之后就会产生增上慢,以为自己,我信了,我也发愿求生净土了。那个信愿是不是真的?未必。他以为是真的,遇到境界考验,立刻就退心,境界过不了关。自己情绪起来之后,算了,不往生就不往生,将来还有机会,反正念阿弥陀佛将来肯定能往生,这一世不往生就算了。就会起这个心,那信愿是假的不是真的。真的是不变的,会变的是假的不是真的。所以你才知道,真正发起信愿是什么样子?一切境缘不生烦恼,觉而不迷,念念求生净土,这个心是真的,这才叫有把握往生。你还生烦恼,那就是你没把握,万一你在临终时烦恼起来了,不就没把握吗?有的人说,我相信阿弥陀佛到时候就来救我,我这信心没问题,即使我有烦恼的时候,阿弥陀佛他会等我没烦恼时再来接我。话是说得不错,就怕你可能等不到没烦恼的时候就已经断气,那阿弥陀佛只好等到你下辈子没烦恼的时候再来接你,不知道何年何月了。

所以修行一定要从真实心中去做,就要在境界上炼,离开境界你上哪修行?你说我找个很顺利的境界,我可以不用起烦恼,也没人打扰我,我也安安静静的听经念佛。那不错,你这福报是很大,但是你的烦恼未必能断得了。你得拉出来在境界上炼一炼,才知道你烦恼断了没有,才知道你是不是有把握往生。你在那么顺的环境里,那是把烦恼包藏著,没有缘起来,不代表你真的把烦恼伏住,万一在临终时这个缘起了,把你的烦恼勾起来那你就麻烦了,不能自欺欺人。所以真正修行人就在境界上炼,我绝不回避境界,现在我是这个境界,我就接受境界的考验,这是阿弥陀佛安排给我的个课程,我必须通过考试才能够拿到往生西方的资格。你要真正有这个心,阿弥陀佛会加持你。你能够忏悔,能够常生惭愧心,知道自己功夫确实不够,但是信愿坚定不退,虽然自己是很鄙陋,业障深重,但是愿意承当,为什么?阿弥陀佛拣选我,我就要按阿弥陀佛给我的安排,做我分内的事情,绝不退心,绝不退失菩提心,处处为众生做好榜样,好的表法就是好榜样。遇到再多的困难挫折都不退这个心,你这菩提心才叫真的,因为什么?经过考验了,真金不怕火烧。否则自己蒙骗自己,以为自己发菩提心了,实际上那个心不真,「因地不真,果招迂曲」,到往生的时候往生不了,你不能怨阿弥陀佛。

  选自 修行与生活座谈会  定弘法师主讲  (第一八四集)  2012/9/5