Jumat, 18 November 2016

Kisah nyata dari karma pembunuhan 01


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Kisah nyata dari karma pembunuhan
(Bagian 1)

Pertama-tama kita akan menceritakan tentang karma yang langsung berbuah pada masa kehidupan sekarang. Di Jiaxing (Provinsi Zhejiang) terdapat seorang ibu tua, putranya mencari nafkah dengan menangkap kepiting, tiap ekor kepiting yang berhasil ditangkap diikat dengan tali rumput lalu dijual. Hasil penjualan dibawa pulang untuk dipersembahkan kepada ibunda, termasuk anak berbakti, tetapi tidak mengetahui bahwa karma yang diperbuatnya merupakan karma pembunuhan.

Maka itu menggunakan uang hasil melakukan karma buruk buat dipersembahkan kepada ibunda, ini bukanlah bakti yang sesungguhnya, malah mencelakai ibunda. Ibundanya juga tidak tahu, karena sudah terbiasa jadi lumrah.

Suatu hari ibunda jatuh sakit dan parah, seutas demi seutas tali rumput ditelannya ke dalam perut, kemudian seutas demi seutas tali rumput tersebut ditariknya keluar dari mulutnya, usai itu ditelannya kembali, demikianlah keadaan tarik ulur begini berulang terus, sungguh penderitaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata. Sampai akhirnya darah dan kotoran juga ditariknya keluar.

Banyak orang yang datang menyaksikan kejadian tersebut menjadi begitu kaget. Kemudian ibunda ini menceritakan bahwa putranya menggunakan uang hasil pembunuhan untuk dipersembahkan kepada dirinya, maka itu sekarang harus menerima balasannya. Kalau tidak demikian maka akan lebih tersiksa lagi. Demikianlah kesengsaraan ini menderanya hingga beberapa hari kemudian menemui ajalnya.

Maka itu dalam berbakti pada ayahbunda, kalau uangnya berasal dari mata pencaharian yang tidak benar, bahkan melakukan karma buruk, malah jadi mencelakai ayahbunda. Putra berbakti hendaknya memahami fakta ini, maka itu Buddha Dharma mana boleh tidak dipelajari?

Masih jelas dalam ingatanku, saat diriku berusia 24 tahun, pernah menulis 9 butir tekad bakti, lalu memperlihatkannya kepada guru (Master Chin Kung). Kemudian guru berkata padaku, untuk mewujudkan tekad bakti ini maka harus belajar Ajaran Buddha, kalau tidak belajar Ajaran Buddha, maka tekad bakti ini tidak berdaya untuk diterapkan. Mengira diri sendiri sedang berbakti pada ayahbunda, ternyata malah durhaka seperti kisah di atas.

Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Sila Dasar Aliran Sukhavati
Serial ke-6



(一)

这一大段经文,五恶里头主要是讲杀生恶,我们就杀生恶也举出一些真实的例子给大家讲一讲。首先讲到现世报,现世报就譬如这里讲的杻械加身。这是在《好生录》里头有个故事,讲到嘉兴有个老妇人,她的儿子以捕蟹为生,就是捕捉螃蟹,把这些螃蟹就用草绳捆绑起来去贩卖,然后把这个贩卖的钱拿回去供养母亲,还算挺孝顺,但是不知道造作的杀业。所以供养母亲如果以不善业供养,那不是真正的孝养,反而是害了母亲。他母亲也不知道,习以为常。有一天这母亲身患重病,把草绳一束一束的吞进肚子里,然后再一节一节抽出来,抽完之后再吞下去,反覆的在那里抽拉,痛苦万分,最后连肚子里的血秽全都被这个草绳给拉牵出来。许多人在那里围观,都很惊愕。然后这个老母亲说,儿子用杀生的钱来奉养我,所以要得到这个报应,如果不这样就更加痛苦。就这样折磨了好几天就死了。所以你看看,孝敬父母不以其道,不用正道,而无意中造作不善业,那对父母反而是害了。真正孝子不能够不了解这个事实,所以佛法怎么能不学?我记得我在二十四岁的时候,我发了九条孝愿,向师父上人汇报。师父上人听了我念完九条孝愿之后,点头说很难得,然后提醒我,你要护持好这九条孝愿,必须认真学佛,如果不学佛,这孝愿就没有办法落实。以为自己在孝养父母,实际上变成了不孝,就像这个故事里的孩子一样。

  摘自:净宗根本戒  定弘法师主讲  (第六集)