Kamis, 10 November 2016

Harta bukanlah penentu kebahagiaan


Petikan Ceramah Venerable Ding Hong :
Pernikahan dapat berlangsung apabila kedua mempelai memiliki berkah kebajikan, lantas kenapa pula ada putri orang kaya yang justru tidak punya jodoh sedemikian rupa?

Tidak bisa dikatakan begini, pernikahan itu merupakan hal yang amat rumit, yang memiliki kaitan dengan masa kehidupan lampau. Sebagian orang beranggapan bahwa cari pasangan itu harus yang setara baik dalam kedudukan maupun kekayaan. Ini diukur dari Dharma Duniawi.

Padahal yang paling penting adalah mengandalkan diri sendiri, diri sendiri harus memiliki etika moral, budi dan kasih, mengutamakan kesetiaan dan bukan pada keuntungan, barulah pernikahan tersebut bisa langgeng. 

Kalau yang dijunjung itu adalah keuntungan dan bukan pada kesetiaan, membangun hubungan di atas keuntungan, atau membangun hubungan berdasarkan rupa, maka takkan bisa langgeng.  

Maka itu, pernikahan hendaknya dipandang secara jauh ke depan, pertama-tama saya mesti belajar etika moral, menjadi orang yang berbudi pekerti, barulah dapat bersua dengan pasangan yang juga berbudi pekerti.

Anda orang yang bagaimana maka jodoh yang akan anda temukan juga sedemikian rupa. Kaya dan miskin bukanlah sebuah standar, andaikata orang yang punya harta berlimpah tapi standarnya tinggi, selamanya tidak merasa cukup, tidak bahagia, menurutku orang begini lebih memprihatinkan daripada orang miskin, kaya namun tak bahagia, lebih baik miskin tapi bahagia.

Maka itu meskipun seseorang itu tidak punya harta benda, contohnya Yan Hui (murid Kongzi), tapi dia bahagia. Mengapa demikian? Oleh karena dia tahu merasa cukup dan puas, dia bahagia dalam mengamalkan ajaran, setiap hari belajar dan melatih diri, memperoleh kebahagiaan Dharma. Menurutku Yan Hui barulah orang yang kaya raya. 

Maka itu standar kaya itu ada pada tahu merasa cukup, kaya dan bahagia karena dapat mengamalkan ajaran, ini barulah disebut sebagai hartawan.

Dipetik dari : Ceramah Venerable Ding Hong
Judul : Pokok Bahasan Melatih Diri dan Kehidupan Keseharian
Serial ke-174
Tanggal : 14 Juli 2012
Bertempat di : HK Buddhist Education Foundation



没有说不行,这个姻缘很复杂,跟前生是相关联的。世间人一般讲,找对象要门当户对,这也有道理,因为门当户对,相对比较长久一些,这是用世间的方法去估量,当然也有例外。而最重要是靠自己,自己要有道义、恩义、情义,重义轻利,这样就能够长久。如果重利轻义,以利相交,或者以色相交,就不可能长久。所以,婚姻要想长久,首先我自己要学道义,要做个有道德的人,你才能感召一个有道德的对象。物以类聚,人以群分,你是什么样的人,就感召什么样的人。富贵和贫穷,不一定从金钱上去衡量,如果一个人家财万贯,但是他欲望很多,永远是不知足、不快乐,我看这个人其实是贫穷人,富而不乐,倒不如贫而乐。所以,一个人虽然他没有钱财,像颜回那是没有钱财,箪食、瓢饮、居陋巷,「人不堪其忧,而回也不改其乐」,他很快乐。为什么?他知足常乐,他乐在道上,每天学道、修道、证道,法喜充满。他,我看真是个富贵人。所以富在知足,贵在能够乐道,这就是富贵人。

  选自 修行与生活座谈会  定弘法师主讲  (第一七四集)  2012/7/14  香港佛陀教育协会